Tidak Boleh Merusak Kepemimpinan Suami
Diriwayatkan dalam sebuah hadis :
Dari Abi Bakrah, dari nabi SAW, sabdanya ,” Binasalah kaum laki laki yang mentaati para wanitanya.” (HR Ahmad dan Thabarani)
Unit keluarga adalah tempat pembinaan kehidupan bermasyarakat yang
utama dan pertama. Tulang punggung lalu lintas keluarga adalah suami
isteri. Karena itu, penegakkan disiplin kepemimpinan dalam keluarga
sangat mutlak. Inilah ide atau fikiran dasar yang harus dihayati lebih
dahulu oleh setiap unit keluarga.
Sebenarnya apa tujuan manusia bersuami isteri itu? Apakah sekadar
untuk penyaluran nafsu biologis dan tidak kesepian saja? Apakah seorang
wanita mau menjadi isteri karena ia ingin terlihat sebagai wanita yang
laku atau supaya tidak dicemooh di masyarakat?
Allah ciptakan manusia berpasangan adalah untuk mengisi dunia ini
sebagai kesempurnaan ciptaanNya. Fungsi dan posisi manusia di dunia ini
adalah sebagai khalifatullah. Lalu apa pengertian khalifatullah itu?
Apakah yang menjadi khalifatullah itu hanya laki laki saja, wanita saja
atau laki laki bersama wanita ?
Menjadi khalifatullah itu artinya menjadi pengelola, pengurus dan
pemakai seluruh fasilitas di dunia ini untuk dijalankan sesuai dengan
syariatNya. Hal ini berarti manusia bertanggung jawab atas baik dan
buruknya keadaan dunia ini, baik keadaan fisik, yaitu alam lingkungan
maupun psikis, yaitu kondisi masyarakat.
Karena itu, untuk menunaikan tugas khalifatullah itu perlu adanya
tata manajemen yang baku sesuai fitrah yang Allah ciptakan sejak asal
mulanya. Bagaimana ketetapan Allah tentang tatanan masyarakat manusia
ini ? siapa yang Allah tetapkan sebagai kepala? Dalam QS AnNisa 34 Allah
tegaskan bahwa yang menjadi kepala, pemimpin adalah kaum lelaki. Dengan
sangat jelas Allah kisahkan perjalanan sejarah manusia sejak Adam As ,
bahwa yang selalu diangkat menjadi utusan Allah adalah laki laki, sekali
kali tidak pernah wanita.
Apakah Allah itu bertindak diskriminatif? Sebenarnya ukuran dan
patokan apakah yang anda gunakan untuk menilai Allah itu pilih kasih? “
Ya, karena yang dipilih jadi kepala, ketua atau pemimpin hanya laki laki
saja.” Kalau itu alasan anda, mengapa anda tidak mengatakan bahwa Allah
juga pilih kasih dalam memperlakukan makhluk lainnya? Mengapa sapi
boleh dipotong dan disantap oleh manusia, sedangkan manusia tidak boleh
diperlakukan demikian oleh sesamanya atau oleh hewan? Mengapa hanya
manusia yang Allah beri akal, sedangkan hewan tidak? Kiranya anda,
sebaiknya juga menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut agar diperoleh
pemikiran yang adil dalam menilai tindakan Allah.
Bukan hanya Allah itu Maha Kuasa lagi Maha Perkasa, lalu menetapkan
laki laki sebagai sentral kepemimpinan, melainkan Allah itu Maha
Mengetahui lagi Maha luas hikmahNya. MakhlukNya itu telah dirancang
bangun sedemikian telitinya dan kokoh, sehingga setiap sesuatu punya
tempat yang pas pada posisi dan fungsinya.
Jadi,
dalam hubungannya dengan tata kehidupan suami isteri, Allah telah
tetapkan bahwa isteri adalah wakil suami dan tidak boleh diputar
balikkan. Sebagai isteri ia wajib menghormati posisi suami sebagai
pemimpin dan tidak boleh merusak kepemimpinan itu !.
Bagaimana contoh seorang isteri merusak kepemimpinan suami itu?
Sebagai contoh , seorang isteri memutuskan membeli apa saja
perabotan misalnya, padahal suaminya tidak pernah dilibatkan dan tidak
di ajak berunding sama sekali atau suami tidak setuju isteri membeli
perabotan itu , tapi sang isteri tetap jalan terus. Tindakkan isteri
seperti ini sudah merusak kewibawaan suami di tengah keluarga. Dengan
tindakkannya itu isteri telah menciptakan ketegangan pada diri suami,
bahkan membuat kepemimpinan suami hancur.
Untuk contoh yang lebih sepele, suatu saat isteri diperintah suami
untuk merapikan pakaiannya tetapi ditundanya karena ingin berbincang
bincang dengan temannya semasa sekolahnya dahulu. Sikap isteri ini sudah
lebih jauh merusak kewibawaan suami di mata orang lain. Perbuatan
seperti itu jelas menghancurkan martabat kepemimpinan suami. Nah, contoh
contoh lain dapat anda cari sendiri.
Jadi, menghormati kepemimpinan suami adalah bagian dari ibadah kepada
Allah dan merusak kepemimpjnan suami adalah termasuk durhaka kepada
Allah. Apa sebab? Karena memang begitulah syariat islam mengaturnya. (M
Thalib)
Posting Komentar